Popular Post

Archive for Februari 2012

Tugas III Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN
TUGAS INDIVIDU III
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
A.    KLAUSA DAN KALIMAT
      Klausa dijelaskan sebagai satuan unsure gramatikal yang terdiri dari S (subjek), P(predikat), O (objek), Pel (pelengkap) dan Ket (keterangan). Klausa merupak salah satu unsure dari kalimat. Sebuah klausa menjadi kalimat apabila ditambahkan dengan intonasi. Kalimat juga merupaka bagian ujaran dan juga merupakan bentuk ketatabahasaan yang maksimal dan tidak menjadi bagian bentuk ketatabahasaan yang maksimal dan tidak menjadi bagian bentuk ketatabahasaan yang lebih besar darpadanya (L.Bloomfeed). L.Bloomfeed merupaka ahli tata bahasa struktural.
            Kalimat, dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Kalimat klausa yaitu kalimat yang terdapat satuan gramatkalnya dan klausa itu sendiri yaitu S,P, O, Pel dan Ket. Serta biasa disebut kalimat mayor yaitu kalimat dasar atau kalimat deklaratif yaitu intonasi dasar.
2.      Kalimat tankklausa yaitu kalimat yang tanoa klausa atau biasa disebut kalimat minor (elips) artinya ada kalimat yang tidak perlu diucapkan. Contohnya pada saat menjawab pertanyaan “siapa nama kamu ?”, maka jawaban dari pertanyaan tersebut bias saja tanpa menjelaskan secara utuh, yaitu menjawab hanya langsung nama saja.

B.     PEMBAGIAN FRASE
1.      Frase nominal merupakan frase yang inti atau induk kalimatnya adalah nomina (Kata Benda) yang diterangkan oleh kata penjelas atau sering dikatakan dengan atribut. Contohnya :
-          Bahaya air hujan. Dari frase tersebut urutan terbentuknya adalah sebagai berikut :
·         Air (D) dan Hujan (M)                             bahaya    air    hujan
·         Bahasa (D) dan Air hujan (M)
-          Pakaian malam anak-anak. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Pakain (D) dan malam (M)                       pakaian    malam   anak-anak
·         Pakaian Malam (D) dan anak-anak (M)
-          Selera anggota masyarakat biasa. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Masyarakat (D) dan biasa (M)                  selera    anggota   masyarakat   masyarakat
·         Anggota (D) dan masyarakat biasa (M)
·         Selera (D) dan anggota masyarakat (M)
-          Starategi daerah tingkat nasional Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Strategi (D) dan daerah (M)                          strategi    daerah    tingkat   nasional
·         Tingkat (D) dan Nasional (M)
·         Stratgi daerah (D) dan tingkat nasional (M)
-          Buku rencana induk proyek. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Rencana (D) dan induk (M)                          buku    rencana   induk   proyek
·         Rencana induk (D) dan proyek (M)
·         Buku (D) dan rencana induk proyek (M)
-          Tusuk konde emas kakak. frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Tusuk (D) dan konde (M)                                  tusuk   konde   emas   kakak
·         Tusuk konde (D) dan emas (M)
·         Tusuk konde emas (D) dan kakak (M)

Tag : , ,

Tugas II Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN

TUGAS INDIVIDU II
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERBEDAAN FRASE DENGAN KATA MAJEMUK, FRASE DENGAN KLAUSA, SERTA KLAUSA DENGAN KALIMAT
A.    Perbedaan Frase dengan Kata majemuk.
Pada dasarnya, frase dengan kata majemuk memiliki persaman. Persamaan tersebut terletak pada pengertiannya maupun pengaplikasiaannya. Frase dan kata majemuk merupaka suatu kesatuan dari sintaksis yang terdiri dari dua kalimata atau lebih yang tidak melewati batas sebagai kalimat. Namun, ada hal yang membedakan antara frase dan kata majemuk. Perbedaan tersebut terletak pada ciri yang dimiliki oleh kata majemuk. Ada tiga ciri kata majemuk yang membedakannya dengan frase, yaitu :
1.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak tersisipan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada kata tersebut tidak dapat disisipkan kata lain.
2.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terluasan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada katatersebut tidak dapat dilakukan perluasan dengan cara penambahan afiks, karena apabila dilakukan, maka kata tersebut tidak sesuai kaidah.
3.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terbailikkan”. Contohnya kata “gedung putih”, pada kata tersebut tidak dapat dibalikkan, karena dalam hal ini terdapat kaidah diterangkan dan menerangkan, artinya kata tersebut tidak dapat dibalikan.
Pada penjelasan mengenai ciri kata majemuk, dapat dibedakan antara kata majemuk dengan frase.
B.     Perbedaan Frase dan Klausa.
Telah dijelaskan bahwa, frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya (Ramlan, 2001:139). Dan klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari S(Subjek, P(Predikat), O(Objek), PEL(Pelengkap) dan Ket(Keterangan). Dalam penjelasan tersebut telah jelas perbedaan antara Frase dengan klausa, perbedaan tersebut berupa struktur yang didmiliki oelh Klausa. Struktur tersebut merupakan pembentuk klausa yang tidak dimiliki oleh frase.
Dalam struktur Klausa, P merupakan unsure sfungsinal, dikarenakan susunan fungsi yang ada dalam kalimat berhubungan langsung denga P. Fungsi utama P yaitu menyangkut “mengapa, bagaimana dan apa”. Lain halnya dengan frase yang pada umumnya terdapat kata dasar yang merupakan kata yang diterangakan dan atribut yang merupakan berfungsi untuk menrangkan kata dasar atau kata yang diterangkan tersebut.
Contoh dari frase, yaitu:
1.      Buku ayah
2.      Pulpen adik
3.      Sepatu Adi
4.      Rumah ibu
5.      dll.
Contoh dari klausa, yaitu :
1.      Adik memiliki buku tulis (“adik = S”, “memiliki = P” dan “buku tulis = O”)
2.      Ayah saya berangkat ke Inggris kemarin (“ayah saya = S”,”berangkat = P”, “ke inggris = O" dan kemarin = Ket”)
Dari beberapa contoh diatas, telah jelas bahwa didalam ada beberapa klausa yang didalamnya terdapat frase, seperti pada kaliata pertama yaitu kata “buku tulis”, kata tersebut merupakan frase, pada kata itu buku merupakan kata dasar atau yang dijelaskan dan tulis yang merupakan atribut yang menjelaskan kata dasar tersebut.

C.    Perbedaan Klausa dan Kalimat.
Menurut Gorys Keraft “kalimat merupakan suatu bagaian ujaran yang didahuli dan diikuti oleh kesenyapan dan diakhiri oleh keseyapan dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu lengkap. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa klausa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan kalimat, dalam hal ini kalimat merupakan struktur yang kompleh dibandingkan dengan klausa itu sendiri. Pada penjelasan ini, klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat itu sendiri dapat dikatakan kalimat bila memenuhi persyarat yang menunjukkannya sebagai kalimat. Klausa dikatan kalimat apabila menunjukkan intonasi bahwa klausa itu diakhiri oleh kesenyapan sehingga dapat dikatakan kalimat.
Contohnya pada kalusa :
Ibu membeli sebuah lemari
Pada klasusa diatas tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah kalimat, karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa klausa itu telah diakhiri sehingga tidak dapat dikatakan sebuah kalimat. Klausa tersebut dapat dikatan bahwa itu merupakan kalimta apabila terdapat dan menunjukkan bahwa klausa itu telah diahkiri oleh kesenyapan. Jadi, dapat dikatakan kalimat apabila sebgaia berikut :
Ibu membeli sebuah lemari.
Dalam keadan diatas telah menjadi kalimt, karena telah diberikan tan yaitu tanda titik (.) yang menunjukkan bahwa itu telah selesai.
Tag : , ,

Tugas II Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN

TUGAS INDIVIDU II
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERBEDAAN FRASE DENGAN KATA MAJEMUK, FRASE DENGAN KLAUSA, SERTA KLAUSA DENGAN KALIMAT
A.    Perbedaan Frase dengan Kata majemuk.
Pada dasarnya, frase dengan kata majemuk memiliki persaman. Persamaan tersebut terletak pada pengertiannya maupun pengaplikasiaannya. Frase dan kata majemuk merupaka suatu kesatuan dari sintaksis yang terdiri dari dua kalimata atau lebih yang tidak melewati batas sebagai kalimat. Namun, ada hal yang membedakan antara frase dan kata majemuk. Perbedaan tersebut terletak pada ciri yang dimiliki oleh kata majemuk. Ada tiga ciri kata majemuk yang membedakannya dengan frase, yaitu :
1.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak tersisipan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada kata tersebut tidak dapat disisipkan kata lain.
2.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terluasan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada katatersebut tidak dapat dilakukan perluasan dengan cara penambahan afiks, karena apabila dilakukan, maka kata tersebut tidak sesuai kaidah.
3.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terbailikkan”. Contohnya kata “gedung putih”, pada kata tersebut tidak dapat dibalikkan, karena dalam hal ini terdapat kaidah diterangkan dan menerangkan, artinya kata tersebut tidak dapat dibalikan.
Pada penjelasan mengenai ciri kata majemuk, dapat dibedakan antara kata majemuk dengan frase.
B.     Perbedaan Frase dan Klausa.
Telah dijelaskan bahwa, frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya (Ramlan, 2001:139). Dan klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari S(Subjek, P(Predikat), O(Objek), PEL(Pelengkap) dan Ket(Keterangan). Dalam penjelasan tersebut telah jelas perbedaan antara Frase dengan klausa, perbedaan tersebut berupa struktur yang didmiliki oelh Klausa. Struktur tersebut merupakan pembentuk klausa yang tidak dimiliki oleh frase.
Dalam struktur Klausa, P merupakan unsure sfungsinal, dikarenakan susunan fungsi yang ada dalam kalimat berhubungan langsung denga P. Fungsi utama P yaitu menyangkut “mengapa, bagaimana dan apa”. Lain halnya dengan frase yang pada umumnya terdapat kata dasar yang merupakan kata yang diterangakan dan atribut yang merupakan berfungsi untuk menrangkan kata dasar atau kata yang diterangkan tersebut.
Contoh dari frase, yaitu:
1.      Buku ayah
2.      Pulpen adik
3.      Sepatu Adi
4.      Rumah ibu
5.      dll.
Contoh dari klausa, yaitu :
1.      Adik memiliki buku tulis (“adik = S”, “memiliki = P” dan “buku tulis = O”)
2.      Ayah saya berangkat ke Inggris kemarin (“ayah saya = S”,”berangkat = P”, “ke inggris = O" dan kemarin = Ket”)
Dari beberapa contoh diatas, telah jelas bahwa didalam ada beberapa klausa yang didalamnya terdapat frase, seperti pada kaliata pertama yaitu kata “buku tulis”, kata tersebut merupakan frase, pada kata itu buku merupakan kata dasar atau yang dijelaskan dan tulis yang merupakan atribut yang menjelaskan kata dasar tersebut.

C.    Perbedaan Klausa dan Kalimat.
Menurut Gorys Keraft “kalimat merupakan suatu bagaian ujaran yang didahuli dan diikuti oleh kesenyapan dan diakhiri oleh keseyapan dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu lengkap. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa klausa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan kalimat, dalam hal ini kalimat merupakan struktur yang kompleh dibandingkan dengan klausa itu sendiri. Pada penjelasan ini, klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat itu sendiri dapat dikatakan kalimat bila memenuhi persyarat yang menunjukkannya sebagai kalimat. Klausa dikatan kalimat apabila menunjukkan intonasi bahwa klausa itu diakhiri oleh kesenyapan sehingga dapat dikatakan kalimat.
Contohnya pada kalusa :
Ibu membeli sebuah lemari
Pada klasusa diatas tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah kalimat, karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa klausa itu telah diakhiri sehingga tidak dapat dikatakan sebuah kalimat. Klausa tersebut dapat dikatan bahwa itu merupakan kalimta apabila terdapat dan menunjukkan bahwa klausa itu telah diahkiri oleh kesenyapan. Jadi, dapat dikatakan kalimat apabila sebgaia berikut :
Ibu membeli sebuah lemari.
Dalam keadan diatas telah menjadi kalimt, karena telah diberikan tan yaitu tanda titik (.) yang menunjukkan bahwa itu telah selesai.
Tag : , ,

KANKER SERVIKS

By : MUHAMMAD ILMAN

1. Apa itu kanker serviks? kenali dah cegah yuk !
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

2. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Badan Kesehatan Dunia yaitu World Health Organization (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

  3. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

4. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.


5. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
  • munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
  • keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
  • perdarahan di luar siklus menstruasi.
  • penurunan berat badan drastis.
  • Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
  • juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

Sumber utama : http://female.kompas.com – kanker serviks

Tag : ,

- Copyright © THE REAL DREAM - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -