Popular Post

Archive for 2012

Tugas VII Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN

1.      Anak paman laki-laki
           S              P
ð
2.      Dokter kami Supardi Karim
           S                 P

3.      Orang-orang itu pekerja harian.
S                      P

4.      Para tamu bersalaman.
             S                 P

5.      Mereka kecuarian barang-barang berharga.
            S            P                        O

6.      Dia makan kacang goreng.
S       P              O
7.      Imam Gazali mengarang kitab Tasawuf.
S                   P                 O
8.      Kenyataan itu benar.
               S              P
9.      Perkataannya manis-manis.
             S                 P
10.  Anak pak Ahmad tujuh orang.
                 S                   P
11.  Mereka satukeluarga ke Bandung.
                    S                         P
Tag : , ,

Tugas III Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN
TUGAS INDIVIDU III
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
A.    KLAUSA DAN KALIMAT
      Klausa dijelaskan sebagai satuan unsure gramatikal yang terdiri dari S (subjek), P(predikat), O (objek), Pel (pelengkap) dan Ket (keterangan). Klausa merupak salah satu unsure dari kalimat. Sebuah klausa menjadi kalimat apabila ditambahkan dengan intonasi. Kalimat juga merupaka bagian ujaran dan juga merupakan bentuk ketatabahasaan yang maksimal dan tidak menjadi bagian bentuk ketatabahasaan yang maksimal dan tidak menjadi bagian bentuk ketatabahasaan yang lebih besar darpadanya (L.Bloomfeed). L.Bloomfeed merupaka ahli tata bahasa struktural.
            Kalimat, dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Kalimat klausa yaitu kalimat yang terdapat satuan gramatkalnya dan klausa itu sendiri yaitu S,P, O, Pel dan Ket. Serta biasa disebut kalimat mayor yaitu kalimat dasar atau kalimat deklaratif yaitu intonasi dasar.
2.      Kalimat tankklausa yaitu kalimat yang tanoa klausa atau biasa disebut kalimat minor (elips) artinya ada kalimat yang tidak perlu diucapkan. Contohnya pada saat menjawab pertanyaan “siapa nama kamu ?”, maka jawaban dari pertanyaan tersebut bias saja tanpa menjelaskan secara utuh, yaitu menjawab hanya langsung nama saja.

B.     PEMBAGIAN FRASE
1.      Frase nominal merupakan frase yang inti atau induk kalimatnya adalah nomina (Kata Benda) yang diterangkan oleh kata penjelas atau sering dikatakan dengan atribut. Contohnya :
-          Bahaya air hujan. Dari frase tersebut urutan terbentuknya adalah sebagai berikut :
·         Air (D) dan Hujan (M)                             bahaya    air    hujan
·         Bahasa (D) dan Air hujan (M)
-          Pakaian malam anak-anak. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Pakain (D) dan malam (M)                       pakaian    malam   anak-anak
·         Pakaian Malam (D) dan anak-anak (M)
-          Selera anggota masyarakat biasa. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Masyarakat (D) dan biasa (M)                  selera    anggota   masyarakat   masyarakat
·         Anggota (D) dan masyarakat biasa (M)
·         Selera (D) dan anggota masyarakat (M)
-          Starategi daerah tingkat nasional Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Strategi (D) dan daerah (M)                          strategi    daerah    tingkat   nasional
·         Tingkat (D) dan Nasional (M)
·         Stratgi daerah (D) dan tingkat nasional (M)
-          Buku rencana induk proyek. Dari frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Rencana (D) dan induk (M)                          buku    rencana   induk   proyek
·         Rencana induk (D) dan proyek (M)
·         Buku (D) dan rencana induk proyek (M)
-          Tusuk konde emas kakak. frase terbut urutan terbentuknya adalah sebgai berikut :
·         Tusuk (D) dan konde (M)                                  tusuk   konde   emas   kakak
·         Tusuk konde (D) dan emas (M)
·         Tusuk konde emas (D) dan kakak (M)

Tag : , ,

Tugas II Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN

TUGAS INDIVIDU II
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERBEDAAN FRASE DENGAN KATA MAJEMUK, FRASE DENGAN KLAUSA, SERTA KLAUSA DENGAN KALIMAT
A.    Perbedaan Frase dengan Kata majemuk.
Pada dasarnya, frase dengan kata majemuk memiliki persaman. Persamaan tersebut terletak pada pengertiannya maupun pengaplikasiaannya. Frase dan kata majemuk merupaka suatu kesatuan dari sintaksis yang terdiri dari dua kalimata atau lebih yang tidak melewati batas sebagai kalimat. Namun, ada hal yang membedakan antara frase dan kata majemuk. Perbedaan tersebut terletak pada ciri yang dimiliki oleh kata majemuk. Ada tiga ciri kata majemuk yang membedakannya dengan frase, yaitu :
1.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak tersisipan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada kata tersebut tidak dapat disisipkan kata lain.
2.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terluasan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada katatersebut tidak dapat dilakukan perluasan dengan cara penambahan afiks, karena apabila dilakukan, maka kata tersebut tidak sesuai kaidah.
3.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terbailikkan”. Contohnya kata “gedung putih”, pada kata tersebut tidak dapat dibalikkan, karena dalam hal ini terdapat kaidah diterangkan dan menerangkan, artinya kata tersebut tidak dapat dibalikan.
Pada penjelasan mengenai ciri kata majemuk, dapat dibedakan antara kata majemuk dengan frase.
B.     Perbedaan Frase dan Klausa.
Telah dijelaskan bahwa, frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya (Ramlan, 2001:139). Dan klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari S(Subjek, P(Predikat), O(Objek), PEL(Pelengkap) dan Ket(Keterangan). Dalam penjelasan tersebut telah jelas perbedaan antara Frase dengan klausa, perbedaan tersebut berupa struktur yang didmiliki oelh Klausa. Struktur tersebut merupakan pembentuk klausa yang tidak dimiliki oleh frase.
Dalam struktur Klausa, P merupakan unsure sfungsinal, dikarenakan susunan fungsi yang ada dalam kalimat berhubungan langsung denga P. Fungsi utama P yaitu menyangkut “mengapa, bagaimana dan apa”. Lain halnya dengan frase yang pada umumnya terdapat kata dasar yang merupakan kata yang diterangakan dan atribut yang merupakan berfungsi untuk menrangkan kata dasar atau kata yang diterangkan tersebut.
Contoh dari frase, yaitu:
1.      Buku ayah
2.      Pulpen adik
3.      Sepatu Adi
4.      Rumah ibu
5.      dll.
Contoh dari klausa, yaitu :
1.      Adik memiliki buku tulis (“adik = S”, “memiliki = P” dan “buku tulis = O”)
2.      Ayah saya berangkat ke Inggris kemarin (“ayah saya = S”,”berangkat = P”, “ke inggris = O" dan kemarin = Ket”)
Dari beberapa contoh diatas, telah jelas bahwa didalam ada beberapa klausa yang didalamnya terdapat frase, seperti pada kaliata pertama yaitu kata “buku tulis”, kata tersebut merupakan frase, pada kata itu buku merupakan kata dasar atau yang dijelaskan dan tulis yang merupakan atribut yang menjelaskan kata dasar tersebut.

C.    Perbedaan Klausa dan Kalimat.
Menurut Gorys Keraft “kalimat merupakan suatu bagaian ujaran yang didahuli dan diikuti oleh kesenyapan dan diakhiri oleh keseyapan dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu lengkap. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa klausa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan kalimat, dalam hal ini kalimat merupakan struktur yang kompleh dibandingkan dengan klausa itu sendiri. Pada penjelasan ini, klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat itu sendiri dapat dikatakan kalimat bila memenuhi persyarat yang menunjukkannya sebagai kalimat. Klausa dikatan kalimat apabila menunjukkan intonasi bahwa klausa itu diakhiri oleh kesenyapan sehingga dapat dikatakan kalimat.
Contohnya pada kalusa :
Ibu membeli sebuah lemari
Pada klasusa diatas tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah kalimat, karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa klausa itu telah diakhiri sehingga tidak dapat dikatakan sebuah kalimat. Klausa tersebut dapat dikatan bahwa itu merupakan kalimta apabila terdapat dan menunjukkan bahwa klausa itu telah diahkiri oleh kesenyapan. Jadi, dapat dikatakan kalimat apabila sebgaia berikut :
Ibu membeli sebuah lemari.
Dalam keadan diatas telah menjadi kalimt, karena telah diberikan tan yaitu tanda titik (.) yang menunjukkan bahwa itu telah selesai.
Tag : , ,

Tugas II Sintaksis

By : MUHAMMAD ILMAN

TUGAS INDIVIDU II
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERBEDAAN FRASE DENGAN KATA MAJEMUK, FRASE DENGAN KLAUSA, SERTA KLAUSA DENGAN KALIMAT
A.    Perbedaan Frase dengan Kata majemuk.
Pada dasarnya, frase dengan kata majemuk memiliki persaman. Persamaan tersebut terletak pada pengertiannya maupun pengaplikasiaannya. Frase dan kata majemuk merupaka suatu kesatuan dari sintaksis yang terdiri dari dua kalimata atau lebih yang tidak melewati batas sebagai kalimat. Namun, ada hal yang membedakan antara frase dan kata majemuk. Perbedaan tersebut terletak pada ciri yang dimiliki oleh kata majemuk. Ada tiga ciri kata majemuk yang membedakannya dengan frase, yaitu :
1.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak tersisipan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada kata tersebut tidak dapat disisipkan kata lain.
2.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terluasan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada katatersebut tidak dapat dilakukan perluasan dengan cara penambahan afiks, karena apabila dilakukan, maka kata tersebut tidak sesuai kaidah.
3.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terbailikkan”. Contohnya kata “gedung putih”, pada kata tersebut tidak dapat dibalikkan, karena dalam hal ini terdapat kaidah diterangkan dan menerangkan, artinya kata tersebut tidak dapat dibalikan.
Pada penjelasan mengenai ciri kata majemuk, dapat dibedakan antara kata majemuk dengan frase.
B.     Perbedaan Frase dan Klausa.
Telah dijelaskan bahwa, frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya (Ramlan, 2001:139). Dan klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari S(Subjek, P(Predikat), O(Objek), PEL(Pelengkap) dan Ket(Keterangan). Dalam penjelasan tersebut telah jelas perbedaan antara Frase dengan klausa, perbedaan tersebut berupa struktur yang didmiliki oelh Klausa. Struktur tersebut merupakan pembentuk klausa yang tidak dimiliki oleh frase.
Dalam struktur Klausa, P merupakan unsure sfungsinal, dikarenakan susunan fungsi yang ada dalam kalimat berhubungan langsung denga P. Fungsi utama P yaitu menyangkut “mengapa, bagaimana dan apa”. Lain halnya dengan frase yang pada umumnya terdapat kata dasar yang merupakan kata yang diterangakan dan atribut yang merupakan berfungsi untuk menrangkan kata dasar atau kata yang diterangkan tersebut.
Contoh dari frase, yaitu:
1.      Buku ayah
2.      Pulpen adik
3.      Sepatu Adi
4.      Rumah ibu
5.      dll.
Contoh dari klausa, yaitu :
1.      Adik memiliki buku tulis (“adik = S”, “memiliki = P” dan “buku tulis = O”)
2.      Ayah saya berangkat ke Inggris kemarin (“ayah saya = S”,”berangkat = P”, “ke inggris = O" dan kemarin = Ket”)
Dari beberapa contoh diatas, telah jelas bahwa didalam ada beberapa klausa yang didalamnya terdapat frase, seperti pada kaliata pertama yaitu kata “buku tulis”, kata tersebut merupakan frase, pada kata itu buku merupakan kata dasar atau yang dijelaskan dan tulis yang merupakan atribut yang menjelaskan kata dasar tersebut.

C.    Perbedaan Klausa dan Kalimat.
Menurut Gorys Keraft “kalimat merupakan suatu bagaian ujaran yang didahuli dan diikuti oleh kesenyapan dan diakhiri oleh keseyapan dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu lengkap. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa klausa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan kalimat, dalam hal ini kalimat merupakan struktur yang kompleh dibandingkan dengan klausa itu sendiri. Pada penjelasan ini, klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat itu sendiri dapat dikatakan kalimat bila memenuhi persyarat yang menunjukkannya sebagai kalimat. Klausa dikatan kalimat apabila menunjukkan intonasi bahwa klausa itu diakhiri oleh kesenyapan sehingga dapat dikatakan kalimat.
Contohnya pada kalusa :
Ibu membeli sebuah lemari
Pada klasusa diatas tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah kalimat, karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa klausa itu telah diakhiri sehingga tidak dapat dikatakan sebuah kalimat. Klausa tersebut dapat dikatan bahwa itu merupakan kalimta apabila terdapat dan menunjukkan bahwa klausa itu telah diahkiri oleh kesenyapan. Jadi, dapat dikatakan kalimat apabila sebgaia berikut :
Ibu membeli sebuah lemari.
Dalam keadan diatas telah menjadi kalimt, karena telah diberikan tan yaitu tanda titik (.) yang menunjukkan bahwa itu telah selesai.
Tag : , ,

- Copyright © THE REAL DREAM - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -