Popular Post

Posted by : MUHAMMAD ILMAN Senin, 27 Januari 2014


A.    PENGERTIAN KRITIK SASTRA
Istilah ”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti ”hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan”. Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni.
Abrams dalam Pengkajian sastra (2005: 57) mendeskripsikan bahwa kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra. Selain itu, kritik sastra ialah studi sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung, menganalisis, menginterpretasi, memberi komentar, dan memberikan penilaian (Pradopo,2002:34-35). Selain itu, Pradopo juga mengatakan bahwa kritik sastra adalah studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu tidaknya suatu karya sastra.
     Selain pengertian tersebut di atas, ada beberapa ahli yang menjelaskan dan mendefinisikan pengertian dari kritik sastra tersebut. Adapun pendapat-pendapat tesebut adalah :
1.      MHAbrams
Kritik sastra adalah studi yang berhubungan dengan pendefinisian, penggolongan, penguraian, dan penilaian suatu karya sastra.
2.      Rene Wellek
Kritik sastra merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan pada penilaian
3.      Panuti Sudjiman
Kritik sastra adalah pembicaraan atau tulisan yang membanding- bandingkan, menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra.
4.      Andre Harjana
Kritik sastra adalah usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra melalui proses pemahaman dan penafsiran yang sistematik, yang dinyatakan dalam bentuk tertulis.
5.      Sultan Takdir Alisjahbana.
Kritik sastra merupakan penelusuran dan evaluasi karya sastra yang berorientasi pragmatik berupa esai dan bertujuan untuk membangun hari depan sebagai kriteria utama.
Dari beberapa pengerian dan defensisi kritik sastra yang diutarakan oleh beberpa ahli, dapat diaktakan bahwa kritik sastra merupakan suatu proses analisis, penafsiran dan penilaian suatu karya sastra untuk melihat baik-buruknya suatu karya atau kekurangan-kekurangan yang ada di dalam karya karya sastra tersebut. Biasanya unutk penilaian karya sastra ini dituangkan dalam bentuk tulisan essai dan disususn berdasarkan sistematika penulisan yang baik.


B.     SEJARAH KRITIK SASTRA
Pengertian kritik sastra berkembang dari masa ke masa, namun tetap tidak mengubah artinya.Istilah kritik berasal dari kata krites yang oleh orang-orang Yunani Kuno dipergunakan untuk menyebut hakim, sebab kata benda ini berpangkal pada krinein yang berarti menghakimi. Kemudian muncullah kata kritikos yang diartikan sebagai hakim kesusastraan. Pengertian ini berlaku pada abad ke-4.Di dalam pustaka sastra Latin klasik, istilah criticus jarang sekali dipakai. Dalam pemakaian yang sangat jarang itu, criticus dipandang lebih tinggi daripada grammaticus. Tokoh-tokoh yang paling berjasa dalam pembinaan istilah kritikos atau criticus sebagaimana lazimnya sekarang dipergunakan orang dalam bahasa Inggris literary criticism adalah tokoh-tokoh pemuka kaum retorika seperti Quntilianus dan filosof Aristoteles.Dalam abad pertengahan, istilah kritik tenggelam.
Pemakaiaannya cuma terbatas pada lingkungan kedokteran dalam arti krisis dan dalam penggunaan penyakit kritis (critical illness). Tetapi dalam zaman Renaissance istilah kritik muncul kembali dalam arti semulanya. Polizianus pada tahun 1492 mempergunakan istilah criticus sebagai antitese daripada filosof, begitu juga istilah grammaticus.
Dengan demikian timbullah pengacauan penggunaan istilah kritikus dengan grammatikus dan filologis terutama di kalangan orang-orang yang menggarap harta karun pustaka sastra lama. Di kalangan kaum humanis selanjutnya kata kritik dan kritikus pemakaiaannya terbatas pada penerbitan dan pembetulan naskah-naskah kuno. Tujuan kaum kritikus adalah mencabuti cacat cela guna perbaikan naskah-naskah karya para pujangga kuno, baik Yunani ataupun Latin. Jadi jelaslah di sini bahwa kritikus ditempatkan di bawah gramatikus. 
Buku tentang kritik yang pertama dan lengkap, yang kemudian dipandang sebagai sumber dari pengertian kritik modern berjudul Criticus ditulis oleh Julius Caesar Sealinger (1484-1558). Buku ini merupakan jilid ke-6 dari rangkaian bukunya yang berjudul Poetica. Dalam jilid ke enam ini, ia mengadakan penyelidikan dan perbandingan, yang sudah barang tentu terlalu memakan tenaga dan minat, antara para pengarang Yunani dan Romawi Latin dengan titik berat pada usaha pertimbangan dan bahkan pemeriksaan terhadap Homerus dan Vergilius dalam kelas yang sama. Kemudian karena usahanya ini, Sealiger mendapat julukan le grand critique, kritikus besar di kalangan sastrawan Perancis. 
Kemudian istilah kritik ini diterima di kalangan luas dalam artian yang luas pula pada abad ke-16 dan ke-17. Pengarang terkenal Moliere misalnya, menulis sebuah buku berjudul Critique de L’ecole des Femmes (1663). Kritik sastra jelas selalu dihubungkan dengan sastra kuno dan diidentifikasikan dengan seluruh masalah tentang teori pengetahuan dan penangkapan.Di Inggris, kata kritik dengan sendirinya mempunyai perkembangan dan sejarah sendiri. Pada zaman Elizabetan, kata critic tidak pernah kedengaran ataupun ditulis orang. Buku pertama yang membicarakan tentang masalah ini adalah Advancement of Learning karangan Francis Beacon (1605).

{ 1 komentar... read them below or add one }

- Copyright © THE REAL DREAM - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -