Popular Post

Posted by : MUHAMMAD ILMAN Rabu, 29 Februari 2012


TUGAS INDIVIDU II
SINTAKSIS
BAHASA INDONESIA

LOGO UNHAS

MUH. ILMAN AMIRUDDIN
F111 10 266
SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERBEDAAN FRASE DENGAN KATA MAJEMUK, FRASE DENGAN KLAUSA, SERTA KLAUSA DENGAN KALIMAT
A.    Perbedaan Frase dengan Kata majemuk.
Pada dasarnya, frase dengan kata majemuk memiliki persaman. Persamaan tersebut terletak pada pengertiannya maupun pengaplikasiaannya. Frase dan kata majemuk merupaka suatu kesatuan dari sintaksis yang terdiri dari dua kalimata atau lebih yang tidak melewati batas sebagai kalimat. Namun, ada hal yang membedakan antara frase dan kata majemuk. Perbedaan tersebut terletak pada ciri yang dimiliki oleh kata majemuk. Ada tiga ciri kata majemuk yang membedakannya dengan frase, yaitu :
1.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak tersisipan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada kata tersebut tidak dapat disisipkan kata lain.
2.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terluasan”. Contohnya kata “rumah sakit”, pada katatersebut tidak dapat dilakukan perluasan dengan cara penambahan afiks, karena apabila dilakukan, maka kata tersebut tidak sesuai kaidah.
3.      Dalam kata majemuk terdapat “ketidak terbailikkan”. Contohnya kata “gedung putih”, pada kata tersebut tidak dapat dibalikkan, karena dalam hal ini terdapat kaidah diterangkan dan menerangkan, artinya kata tersebut tidak dapat dibalikan.
Pada penjelasan mengenai ciri kata majemuk, dapat dibedakan antara kata majemuk dengan frase.
B.     Perbedaan Frase dan Klausa.
Telah dijelaskan bahwa, frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satu kata atau lebih dan tidak dapat melampaui batas fungsi dan jabatannya (Ramlan, 2001:139). Dan klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari S(Subjek, P(Predikat), O(Objek), PEL(Pelengkap) dan Ket(Keterangan). Dalam penjelasan tersebut telah jelas perbedaan antara Frase dengan klausa, perbedaan tersebut berupa struktur yang didmiliki oelh Klausa. Struktur tersebut merupakan pembentuk klausa yang tidak dimiliki oleh frase.
Dalam struktur Klausa, P merupakan unsure sfungsinal, dikarenakan susunan fungsi yang ada dalam kalimat berhubungan langsung denga P. Fungsi utama P yaitu menyangkut “mengapa, bagaimana dan apa”. Lain halnya dengan frase yang pada umumnya terdapat kata dasar yang merupakan kata yang diterangakan dan atribut yang merupakan berfungsi untuk menrangkan kata dasar atau kata yang diterangkan tersebut.
Contoh dari frase, yaitu:
1.      Buku ayah
2.      Pulpen adik
3.      Sepatu Adi
4.      Rumah ibu
5.      dll.
Contoh dari klausa, yaitu :
1.      Adik memiliki buku tulis (“adik = S”, “memiliki = P” dan “buku tulis = O”)
2.      Ayah saya berangkat ke Inggris kemarin (“ayah saya = S”,”berangkat = P”, “ke inggris = O" dan kemarin = Ket”)
Dari beberapa contoh diatas, telah jelas bahwa didalam ada beberapa klausa yang didalamnya terdapat frase, seperti pada kaliata pertama yaitu kata “buku tulis”, kata tersebut merupakan frase, pada kata itu buku merupakan kata dasar atau yang dijelaskan dan tulis yang merupakan atribut yang menjelaskan kata dasar tersebut.

C.    Perbedaan Klausa dan Kalimat.
Menurut Gorys Keraft “kalimat merupakan suatu bagaian ujaran yang didahuli dan diikuti oleh kesenyapan dan diakhiri oleh keseyapan dan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu lengkap. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa klausa memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan kalimat, dalam hal ini kalimat merupakan struktur yang kompleh dibandingkan dengan klausa itu sendiri. Pada penjelasan ini, klausa merupakan bagian dari kalimat. Kalimat itu sendiri dapat dikatakan kalimat bila memenuhi persyarat yang menunjukkannya sebagai kalimat. Klausa dikatan kalimat apabila menunjukkan intonasi bahwa klausa itu diakhiri oleh kesenyapan sehingga dapat dikatakan kalimat.
Contohnya pada kalusa :
Ibu membeli sebuah lemari
Pada klasusa diatas tidak dapat dikatakan bahwa itu adalah kalimat, karena tidak terdapat tanda-tanda bahwa klausa itu telah diakhiri sehingga tidak dapat dikatakan sebuah kalimat. Klausa tersebut dapat dikatan bahwa itu merupakan kalimta apabila terdapat dan menunjukkan bahwa klausa itu telah diahkiri oleh kesenyapan. Jadi, dapat dikatakan kalimat apabila sebgaia berikut :
Ibu membeli sebuah lemari.
Dalam keadan diatas telah menjadi kalimt, karena telah diberikan tan yaitu tanda titik (.) yang menunjukkan bahwa itu telah selesai.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © THE REAL DREAM - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -