Archive for Januari 2014
Pengertian dan Sejarah Kritik Sastra
By : MUHAMMAD ILMAN
A. PENGERTIAN KRITIK SASTRA
Istilah
”kritik” (sastra) berasal dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti ”hakim”.
Krites sendiri berasal dari krinein ”menghakimi”; kriterion yang berarti ”dasar
penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan”. Kritik sastra dapat
diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang
melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai
karya seni.
Abrams
dalam Pengkajian sastra (2005: 57) mendeskripsikan bahwa kritik sastra
merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan,
dan penilaian karya sastra. Selain itu, kritik sastra ialah studi sastra yang
berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung, menganalisis,
menginterpretasi, memberi komentar, dan memberikan penilaian
(Pradopo,2002:34-35). Selain itu, Pradopo juga mengatakan bahwa kritik
sastra adalah studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi
penilaian dan keputusan mengenai bermutu tidaknya suatu karya sastra.
Selain pengertian tersebut di atas, ada
beberapa ahli yang menjelaskan
dan mendefinisikan pengertian dari kritik sastra tersebut. Adapun
pendapat-pendapat tesebut adalah :
1. MHAbrams
Kritik
sastra adalah studi yang berhubungan dengan pendefinisian, penggolongan,
penguraian, dan penilaian suatu karya sastra.
2.
Rene Wellek
Kritik
sastra merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra,
secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan pada penilaian
3.
Panuti
Sudjiman
Kritik sastra adalah pembicaraan atau tulisan yang
membanding- bandingkan, menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra.
4.
Andre
Harjana
Kritik
sastra adalah usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya
sastra melalui proses pemahaman dan penafsiran yang sistematik, yang dinyatakan
dalam bentuk tertulis.
5.
Sultan
Takdir Alisjahbana.
Kritik
sastra merupakan penelusuran dan evaluasi karya sastra yang berorientasi
pragmatik berupa esai dan bertujuan untuk membangun hari depan sebagai kriteria
utama.
Dari
beberapa pengerian dan defensisi kritik sastra yang diutarakan oleh beberpa
ahli, dapat diaktakan bahwa kritik sastra merupakan suatu proses analisis,
penafsiran dan penilaian suatu karya sastra untuk melihat baik-buruknya suatu
karya atau kekurangan-kekurangan yang ada di dalam karya karya sastra tersebut.
Biasanya unutk penilaian karya sastra ini dituangkan dalam bentuk tulisan essai
dan disususn berdasarkan sistematika penulisan yang baik.
B.
SEJARAH
KRITIK SASTRA
Pengertian kritik sastra berkembang dari masa ke masa,
namun tetap tidak mengubah artinya.Istilah kritik berasal dari kata krites yang
oleh orang-orang Yunani Kuno dipergunakan untuk menyebut hakim, sebab kata
benda ini berpangkal pada krinein yang berarti menghakimi. Kemudian muncullah
kata kritikos yang diartikan sebagai hakim kesusastraan. Pengertian ini berlaku
pada abad ke-4.Di dalam pustaka sastra Latin klasik, istilah criticus jarang
sekali dipakai. Dalam pemakaian yang sangat jarang itu, criticus dipandang
lebih tinggi daripada grammaticus. Tokoh-tokoh yang paling berjasa dalam
pembinaan istilah kritikos atau criticus sebagaimana lazimnya sekarang
dipergunakan orang dalam bahasa Inggris literary criticism adalah tokoh-tokoh
pemuka kaum retorika seperti Quntilianus dan filosof Aristoteles.Dalam abad
pertengahan, istilah kritik tenggelam.
Pemakaiaannya cuma terbatas pada lingkungan kedokteran
dalam arti krisis dan dalam penggunaan penyakit kritis (critical illness).
Tetapi dalam zaman Renaissance istilah kritik muncul kembali dalam arti
semulanya. Polizianus pada tahun 1492 mempergunakan istilah criticus sebagai antitese
daripada filosof, begitu juga istilah grammaticus.
Dengan demikian timbullah pengacauan penggunaan
istilah kritikus dengan grammatikus dan filologis terutama di kalangan
orang-orang yang menggarap harta karun pustaka sastra lama. Di kalangan kaum humanis
selanjutnya kata kritik dan kritikus pemakaiaannya terbatas pada penerbitan dan
pembetulan naskah-naskah kuno. Tujuan kaum kritikus adalah mencabuti cacat cela
guna perbaikan naskah-naskah karya para pujangga kuno, baik Yunani ataupun
Latin. Jadi jelaslah di sini bahwa kritikus ditempatkan di bawah gramatikus.
Buku tentang kritik yang pertama dan lengkap, yang
kemudian dipandang sebagai sumber dari pengertian kritik modern berjudul
Criticus ditulis oleh Julius Caesar Sealinger (1484-1558). Buku ini merupakan
jilid ke-6 dari rangkaian bukunya yang berjudul Poetica. Dalam jilid ke enam
ini, ia mengadakan penyelidikan dan perbandingan, yang sudah barang tentu
terlalu memakan tenaga dan minat, antara para pengarang Yunani dan Romawi Latin
dengan titik berat pada usaha pertimbangan dan bahkan pemeriksaan terhadap
Homerus dan Vergilius dalam kelas yang sama. Kemudian karena usahanya ini,
Sealiger mendapat julukan le grand critique, kritikus besar di kalangan
sastrawan Perancis.
Kemudian istilah kritik ini diterima di kalangan luas
dalam artian yang luas pula pada abad ke-16 dan ke-17. Pengarang terkenal
Moliere misalnya, menulis sebuah buku berjudul Critique de L’ecole des Femmes
(1663). Kritik sastra jelas selalu dihubungkan dengan sastra kuno dan diidentifikasikan
dengan seluruh masalah tentang teori pengetahuan dan penangkapan.Di Inggris,
kata kritik dengan sendirinya mempunyai perkembangan dan sejarah sendiri. Pada
zaman Elizabetan, kata critic tidak pernah kedengaran ataupun ditulis orang. Buku pertama yang membicarakan tentang masalah ini adalah
Advancement of Learning karangan Francis Beacon (1605).